Rabu, 06 September 2023. Saat ini, institusi pendidikan tinggi menjadi kawah candradimuka bagi penciptaan wirausahawan-wirausahawan baru. Melalui kurikulum dan inkubator bisnis yang ada, universitas terus mendorong mahasiswa untuk mendirikan usaha sendiri. Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana mengajak mahasiswa untuk menapaki dunia bisnis dengan mengundang expert di dibidang bisnis halal mengingat saat ini bisnis halal tumbuh dan berkembang pesat. Tidak hanya di bidang kuliner, bisnis produk perawatan pribadi, farmasi, fashion, dan layanan pun saat ini mulai didorong untuk menjadi bisnis halal.

Dr. Azmi Bin Abd Aziz , Chief Technical Officer GLOBAL HALTECH Malaysia, sebagai salah satu narasumber memaparkan pentingnya pelaku usaha kuliner memiliki sertfikasi halal. Beliau juga menyatakan, proses halal memiliki tahapan, karena halal saja tak cukup. Selain halal juga harus baik secara keseluruhan. “Manajemen bisnis halal adalah tentang sertifikasi halal, manajemen rantai pasokan halal, branding dan pemasaran halal, serta manajemen resiko dan reputasi halal” ungkap Dr Azmi.

Disisi lain, Pengiran Dr. Hajah Norkhairiah Binti Pengiran Haji Hasim dari Pusat Penyelidikan Halalan Thoyyiban Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam menyampaikan materi yang berfokus pada Pendidikan sebagai penggerak industri halal. Beliau mengungkapkan, “Keluasan ruang lingkup industri halal, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang andal berkaitan dengan penyedia halal, auditor halal, konsultan halal, keamanan pangan, maupun SDM yang berkait kehalalan produk barang maupun jasa”

Peran penting perguruan tinggi dalam pengembangan bisnis halal selain melahirkan SDM yang berkualitas dan ahli, juga memiliki tanggung jawab menghasilkan riset-riset untuk memajukan industri produk halal.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Di luar dugaan, mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan kuliah tamu. Terlebih didasari kekhawatiran mereka terkait minimnya pengetahuan tentang industri halal oleh pendiri usaha-usaha di luar sana. Setelah mengikuti acara tersebut, para peserta diharapkan lebih cermat dalam memposisikan diri sebagai konsumen ataupun produsen industri di bidang kuliner, busana, atau bahkan jasa.