Talkshow bersama Ibu Anggraena Nila Agustina Owner Aeleen Ecoprint di Gedung Malang Creative Center, Jumat (4/10/2023).

Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober, Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana dalam kegiatan Pameran Multiverse Hari ke-1 pada tanggal 4 Oktober 2023 mengusung tema Batik is My Style. Salah satu rangkaian acara pada hari ke-1 ini adalah  Talkshow dan workshop bersama Aeleen Ecoprint.

Ada banyak teknik mencetak motif pakaian, di Indonesia, Ecoprint merupakan salah satu teknik cetak yang populer. Ecoprint adalah seni olah memotif tekstil menggunakan bahan alami atau ramah lingkungan yang bisa digunakan pada banyak media. Tidak kalah dengan Batik, Celup Ikat dan Shibori, Ecoprint memiliki keindahannya sendiri bagi peminatnya. Ecoprint tidak hanya menciptakan pola yang indah dan unik, tetapi juga berdampak positif pada lingkungan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Teknik Ecoprint sendiri mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 2016. Sebagai perintis, Aeleen Ecoprint awalnya mengalami kesulitan karena selera masyarakat indonesia yang cenderung menyukai warna-warna yang cerah. “Ketika awal-awal memperkenalkan Ecoprint banyak masyarakat yang mengira bahwa Ecoprint adalah Batik, juga kesulitan karena masyarakat indonesia yang menyukai dan terbiasa dengan warna-warna cerah batik, merasa kurang cocok, namun nyatanya diluar negeri banyak peminatnya. Sehingga kita perlu memperkenalkan ke masyarakat apasih Ecoprint itu dan nilai Esensinya.” ujar Owner Aeleen Ecoprint.

Dalam membuat Ecoprint bahan kain yang digunakan haruslah terbuat dari serat alam. Mulai dari serat selulosa seperti katun dan rami, juga serat protein seperti wol dan sutera. Kain polyester tidak dapat digunakan karena warna dari tumbuh-tumbuhan tidak bisa masuk ke serat benang. Selain kain, bahan kulit dan kertas juga dapat menjadi media Ecoprint. “Di Aeleen Ecoprint kami menggunakan kain, kulit dan kertas sebagai media Ecoprint yang tentunya semuanya harus terbuat dari serat alam.” Ujar ibu Anggraena Nila.

Selain media yang perlu diperhatikan, bahan daun atau bunga sebagai aplikator juga mempunyai tantangan nya sendiri. “Tantangannya tentu banyak sekali dan sering menjalani proses trial and error. Karena jika tidak mencoba, kita tidak akan mengetahui daun atau bunga yang kita ingin digunakan apakah bisa memunculkan motif pada media atau tidak. Namun, seiring berjalannya waktu dan usaha yang gigih, semuanya kini membuahkan hasil. Kita jadi mengetahui bahan-bahan yang bisa digunakan dan tidak, juga bagaimana cara mengaplikasikan nya karena bisa jadi antara daun yang satu dan lainnya perlu treatment yang khusus termasuk fiksator yang digunakan.” Ucap Owner Aeleen Ecoprint. Adapun teknik yang digunakan dalam pembuatan Ecoprint ini ada 2 cara yaitu teknik Pounding (pukul) dan teknik Steam (kukus).

Produk yang dihasilkan dari Aeleen Ecoprint sangat beragam seperti kain, tas, selendang, sepatu, outer, baju, dan produk fashion lainnya. Pemasaran dan branding produk-produk Aeleen Ecoprint adalah melalui sosial media Instagram, sering mengikuti pameran-pameran dan menggunakan produk yang diciptakan sendiri. Produk-produk Aeleen Ecoprint bisa ditemukan di beberapa hotel di Malang seperti Grand Mercure, Swiss-Belinn, dan Solaris Hotel. Tidak hanya di Malang, pemasaran Aeleen Ecoprint sudah sampai ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri seperti Amerika, Australia, Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya.