Saat ini, Desa Sumberejo yang menjadi kampung batik binaan dan Mitra Universitas Negeri Malang telah menghasilkan berbagai variasi motif batik. Selain memasarkan produk kain batiknya mereka juga menjual beberapa potong produk busana yang siap pakai seperti kemeja, blus, dan gamis. Koleksi busana ready to wear yang masih sangat terbatas tersebut dikarenakan belum memiliki anggota yang kompeten dalam menjahit sehingga masih memerlukan jasa jahit orang lain yang menjadikan harga busana menjadi mahal.
Melihat kendala ini, tim dosen Universitas Negeri Malang (UM), khususnya dari Program Studi Pendidikan Tata Busana yang ikut mendampingi perkembangan pembatik Sujo tergerak membantu kelompok rintisan pembatik ini dengan memberikan pelatihan menjahit, Sabtu (4/8) lalu.
Tim beranggotakan beberapa dosen, yaitu Dra.Hapsari Kusumawardani, M.Pd., Dra. Nurul Aini, M.Pd., dan Annisau Nafiah, S,Pd.,M.Pd., dan Dra. Endang Prahastuti, M.Pd. Tim dosen ini juga dibantu oleh dua mahasiswa, yakni Saidah Ayu dan Utami Kencana.
Ketua Tim Pengabdian, Dra.Hapsari Kusumawardani, M.Pd., mengatakan untuk meningkatkan penjualan, produk batik khas Sujo sebaiknya tidak hanya terbatas memasarkan kain batiknya saja, tapi perlu juga dikembangkan dan dilengkapi dengan menambah koleksi produk jadi lainnya seperti busana, topi, tas ataupun dompet, sehingga banyak pilihan dan menarik pengunjung.
Meliihat pembatik belum ada yang memiliki keterampilan menjahit, tim dosen memberikan pelatihan di Kampung batik Sujo. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi anggota sehingga dapat menjahit baju sendiri dan beragam produksi lainnya dengan motif batik. Tujuannya agar mereka dapat menghasilkan beragam produk dari batik Sujo dan menekan harga jualnya.Materi pelatihan yang diberikan berupa pembuatan blus dengan berbagai model dari kain batik secara runtut agar mereka memahami langkah dalam pembuatan busana, mulai dari cara mengambil ukuran, cara pembuatan polanya, bagaimana pecah pola sesuai model, tehnik meletakkan pola pada motif batik, tehnik menempatkan motif sambung, tehnik memotong kain, teknik menjahit dan penyelesaian busana.Dari peserta sendiri masih mengharapkan adanya pengabdian lanjutan untuk melatih tehnik-tehnik menjahitnya, seperti menjahit ritsluiting agar hasilnya rata dan tidak melengkung, tehnik membuat macam-macam saku, dan tehnik membuat macam-macam bentuk kerah yang belum mereka ketahui.